1. IBU (dalam gambar yang paling tua)
Ibuku bernama Tumoing Br. Manurung. Dilahirkan di Sionggang, Kecamatan Lumban Julu Kabupaten Toba Samosir (Waktu itu masih Tapanuli Utara) pada tahun 1930. Tanggalnya tidak tahu pasti, karena waktu itu tanggal lahir tidak terlalu diperhatik
2. Ayah
Ayahku bernama Adonia Sinaga, lahir di Sosor Pea Sipangan Bolon, hanya memiliki pendidikan sampai kelas 3 Sekolah Rakyat. Namun beliau sangat concern dengan pendidikan. Buktinya, walau hidup kami sangat sederhana ayah sangat menginginkan anaknya bersekolah. Kalau bisa setinggi-tingginya. Akan tetapi abang saya yang paling besar memilih untuk tidak kuliah setelah tamat dari STM Negeri 3 Medan. Demikian juga kakak saya nomor dua, memilih tidak kuliah setelah tamat dari SMEA Negeri Pematang Siantar. Mereka beranggapan bahwa Orangtuaku tidak akan sanggup menguliahkan mereka. Namun aku berbeda dengan kedua kakaku, aku memilih untuk kuliah dan mengatakannya kepada kedua orang tuaku "harus" kuliah. Ini disebabkan keinginanku yang tinggi untuk memiliki pengetahuan yang lebih. Jadilah aku kuliah di IKIP Negeri Medan, walau orang tuaku sedikit keberatan. Namun yang paling kubanggakan, orang tuaku waktu itu memberangkatkan aku dengan DOA. Dalam sejarah hidupku, baru sekali itu aku menyaksikan Ayahku menangis. Ya itu waktu memberangkatkanku. Namun ayahku tidak sempat menikmati hasil kerjaku, pada tanggal 14 September 1994 beliau berpulang kepada Pencipta-nya.
3. Abang dan Kakak
Abangku bernama Marudut Sinaga, memang telah pergi merantau ke Palembang sejak tanggal 14 September 1980 yang lalu. Namun komunikasi tetap terjalin, waktu itu melalui surat yang

Sedangkan kakakku yang bernama Naida Sinaga yang kini tinggal di Medan, juga sangat berperan untuk mendukungku. Tidak jarang kakakku memberikan belanja kepadaku terutama ketika kakaku honor di kantor BPS jalan Asrama Medan. Bahkan sampai kakakku diberhentikan, kami masih sama-sama berjuang untuk menggeluti hidup, termasuk memperjuangkan sekolah adek-adek ku Rosta Diana Sinaga dan Adek-adek sebanyak 6 orang dari Bapa Uda (Adeknya Bapak). Kebetulan Bapa Uda dan Inangudaku cepat meninggalnya.
Kakakku tidak pantang menyerah hingga mengerjakan hal-hal yang berat mulai memelihara ayam, bebek, menanam kangkung, membersihkan ampas padi untuk mencari beras. Uhh.. benar benar berat waktu itu.
Abangku telah menikah dengan Anne Lidya dan telah memiliki 4 orang anak. Mereka tinggal di Palembang, 8 ilir. Sedangkan kakakku menikah dengan Robin Simanjuntak, tetapi sampai sekarang belum memiliki keturunan. Semoga Tuhan mendengar doa kami semua, kiranya diberikan keturunan.
3. Adek

Adekku bernama Rosta Diana Sinaga. Adekku yang satu ini juga turut mendukung agar aku bisa menyelesaikan pendidikanku. Waktu itu, sempat 1 tahun menganggur setelah tamat SMA dan selalu bekerja keras di ladang dan di Sawah. Namun syukurlah adekku juga diterima di pada Fakultas MIPA jurusan Farmasi, dan kini telah menjadi apoteker pada salah satu apotik di Medan. Adekku yang satu ini telah menikah dengan paribannya Erwin Sidabalok dan telah memiliki 3 orang anak, satu putra dan dua putri. Dalam gambar mulai dari kiri: Kakakku, aku, istriku dan adekku.
4. Istri tercinta
Istriku bernama Sri Dewi Rita Tampubolon, A.MAk. Alumni dari salah satu Akademi Analis di Medan. Sekarang bekerja di R.S.U Dr. F. L. Tobing Sibolga. Istriku juga sangat mendukungku dalam setiap pekerjaanku. Dia tidak banyak tuntutan dan tidak neko-neko. Akan tetapi seperti kata orang tua, Tampubolon itu ada "loi"nya, sehingga kalau sempat kumat dunia terasa sepi. Tanpa suara tanpa kata-kata. Tapi istriku memang tidak banyak maunya dan tdk suka ngatain orang. Istriku juga gak pernah bilang orang lain jelek, semuanya cantik-cantik. Dalam keseharian, aku pulang ke rumah selalu malam. Berangkat kerja setiap jam 07.00 dan pulang rata-rata pukul 07.15 s.d. 8.00.
5. Anakku
Setiap aku m

Mudah-mudahan Tuhan kasi umur yang panjang bagi kami semua, sehingga kelak bisa saling melihat dan saling menyenangkan.
Gambar Istri dan anakku tercinta ketika jalan-jalan di Pantai Kalangan.
6. Teman-teman
Dalam setiap perjuangan, tentu banyak orang yang terlibat. Teman-teman termasuk orang yang mendukungku dalam mencapai cita-cita. Teman-teman mulai dari SD dulu, SMP, SMEA dan waktu kuliah, hingga teman-teman sejawat (guru) dan teman-teman di organisasi. Tapi ada kelemahanku, aku tidak terbiasa duduk-duduk buang waktu di kedai. Jadi nyaris tidak punya teman-teman peminum tuak, kamput dan pemain catur.
No comments:
Post a Comment