Friday, June 8, 2007

Guru Akuntansi Yang Berkutat di Komputer



Orang bijak berkata, setumpul-tumpulnya parang bila diasah akan tajam. Demikian juga halnya terhadap ilmu atau pengetahuan. Sesulit-sulitnya sebuah ilmu diraih, dengan ketekunan dan kemauan, niscaya dapat diraih. Saya adalah orang yang merasakan hal di atas. Saya memiliki latar beakang pendidikan Akuntansi. Ilmu Akuntansi yang saya peroleh berawal dari SMEA Negeri Pematang Siantar yang terletak di Jalan Bali No. 1. Dengan jalan yang sedikit berliku, akhirnya saya dapat sekolah di sana setelah diterima melalui pengumuman di koran pada tanggal 11 Maret 1983 (Gerhana Matahari Total).


Pada waktu itu, saya dimasukkan di Kelas I-A. Pada akhir semester 2 berdasarkan seleksi yang cukup ketat, akhirnya saya terpilih sebagai salah satu siswa di Jurusan Akuntansi. Waktu itu masuk di Kelas II AK-2. Tanpa mengalami kesulitan yang berarti, studi saya selesaikan dengan tepat waktu. Saya lulus Tahun 1986 dengan nilai yang cukup memuaskan. Namun sebelum menyelesaikan studi, saya sudah berhasil mengambil ijazah Dasar Satu dan Dasar Dua Akuntansi.


Tanpa dibekali Bimbingan Belajar atau Bimbingan Studi/Test, saya dengan keberanian yang tinggi mengikuti UMPTN (Ujian Masuk Perguruan Tinggi Negeri)- SPMB untuk sebutan saat ini. Waktu itu pilihan pertama saya adalah Jurusan Akuntansi - USU dan pilihan kedua adalah Jurusan Akuntansi - IKIP Medan (saat ini UNIMED). Akhirnya melalui pengumuman di Koran, saya diterima di IKIP Medan. Dengan latar belakang pendidikan Akuntansi di SMEA waktu itu, saya merasa tidak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan studi saya. Di samping itu, saya punya senior-senior yang baik dalam memberikan arahan agar saya dapat menyelesaikan studi saya dengan baik dan tepat waktu. Disamping belajar di kampus, pada tahun 1989 saya masih sempat belajar komputer 3 bulan. Waktu itu Pengenalan - DOS dan BASICBimbingan lain dari senior saya adalah agar saya juga aktif dalam organisasi kemahasiswaan. Tercatat waktu itu, saya menjadi Ketua Senat Mahasiswa FPIPS IKIP Medan Tahun 1989 - 1990. Kemudian Tahun 1990 - 1991 menjadi Komandan Resimen Mahasiswa Batalyon B IKIP Medan. Organisasi di luar kampus juga saya ikuti, di antaranya Wakil Sekretaris GMKI Sekretariat FPIPS IKIP Medan, Pemuda (NHKBP) Pabrik Tenun Medan. Memang tidak bisa dipungkiri ada kerikil-kerikil yang menghalangi upaya untuk sukses studi dan organisasi. Namun berkat kerja keras dan kuasa dari Tuhan, semuanya dapat dijalani dengan baik. Akhirnya Tahun 1991 bulan September, saya menyelesaikan pendidikan S1 saya dengan IPK 3,60. Untuk Wisudawan Nopember, kebetulan dengan IP tersebut saya menjadi Wisudawan dengan IPK tertinggi. Saya merasa biasa-biasa saja, karena memang saya tidak terlalu kesulitan dalam studi saya.


Tahun 1991, saya mulai mengajar di SMEA Markus yang ada di Jl. Kapt. Muslim Helvetia. Pertama masuk, saya hanya mengajar 6 les. Namun semester kedua saya sudah mengajar sampai 24 les. Pada bulan Juli 1991 saya juga diterima mengajar di SMEA Sultan Iskandar Muda Medan. Di samping itu, saya juga mengajar les Akuntansi di Surya Komputer Helvetia dan Jakarta International Course (JIC) Medan. Di sela-sela mengajar, saya manfaatkan waktu belajar komputer di Lab Komputer Perg. Markus. Waktu itu saya belajar Wordstar 4.0 dan Lotus 123 Versi 2.1. Kemudian Di SMEA Sultan Iskandar Muda, saya dipercaya mengajarkan Pelajaran Komputer di kelas I.


Inilah awalnya saya benar-benar mempelajari software komputer untuk package program. Selama kurang lebih 3 tahun saya mengajarkan komputer di SME Sultan Iskandar Muda. Pada tanggal 30 Nopember melalui SK Mendiknas, saya diterima menjadi PNS di SMEA Negeri 1 Sibolga setelah pada bulan Oktober 1994 saya mengikuti Seleksi di Lubuk Pakam-Deli Serdang.


Namun saya melapor ke SMEA Negeri 1 Sibolga baru pada tanggal 9 Januari 1995. Dan tanggal 16 Januari 1995 resmilah saya meninggalkan SMEA Sultan Iskandar Muda Medan dan kursus-kursus tempat saya mengajar.


Oh ya, saya keluar dari SMEA Sw. Markus Medan karena perasaan kurang enak. Waktu itu honor saya dipotong Rp 500/menit apabila terlambat satu menit. Jam belajar waktu itu adalah 7.30, akan tetapi perhitungan waktu dimulai 7.15. Memang honor saya hanya dipotong Rp 2.500. Akan tetapi saya merasa tidak pernah terlambat, karena sebelum 7.30 saya sudah berada di kelas untuk mengajar. Selain itu, peraturan di atas tidak pernah diumumkan oleh Pengurus Yayasan, tiba-tiba saja sudah diterapkan. Saya berkata waktu itu "cukuplah negara saya yang dijajah oleh Jepang dan Belanda, jangan lagi saya dijajah oleh pengurus yayasan ini". Kemudian saya bergegas meninggalkan sekolah. Namun diluar dugaan kelas 3AK2 secara bersama-sama keluar dari kelas sambil membawa tas dan mengatakan mereka akan ikut saya dan tidak mau lagi kembali ke sekolah. Akhirnya saya membujuk mereka supaya kembali ke kelas. Untunglah mereka bersedia. Jika hal ini diingat-ingat rasanya sedih, namun lucu juga.


Setelah saya berada di Sibolga, beberapa saat rasanya saya sangat kesepian karena semuanya serba baru. Cuaca baru, lokasi baru, teman baru rasa makanan yang baru. Hampir satu tahun saya baru benar-benar bisa adaptasi dengan situasi dan kondisi di Kota Sibolga. Ini disebabkan sosial kultur di Sibolga yang menurut saya "lembut tapi curiga", beda dengan kondisi yang saya rasakan di kampung halaman saya Parapat, tempat sekolah saya P. Siantar dan Medan. Semuanya transparan/terbuka, bicara ceplas-ceplos dan apa adanya. Sedangkan di Sibolga menurut saya kita harus benar-benar hati-hati. Sepertinya banyak teman-teman yang kelihatannya lembut, namun di belakang kita tidak tahu. Karena kebiasaan saya yang suka bercanda dan ceplas-ceplos inilah beberapa teman yang berasal dari luar Sibolga sering mengingatkan agar tidak menyamakan Sibolga dengan daerah asal saya. Saya menjalani hal ini, tetapi kadang saya merasa kurang pas. Kebetulan falsafah orang batak yang saya anut adalah "Siboru puas si boru bakara, molo dung puas sae so ada mara". Nampak-nampaknya di Sibolga hal ini kurang berlaku, sehinga kita kalau bicara apalagi bercanda harus hati-hati. Takut menyinggung perasaan orang lain.


Pertama sekali saya mengajar di SMEA Negeri 1 Sibolga (SMK Negeri 1 Sibolga) sudah langsung ditawarkan mengajar Komputer. Hari berganti hari saya tetap belajar dan belajar. Jika pada awalnya saya hanya menguasai Wordstar dan Lotus 123, kemudian saya belajar Windows dan Microsoft Office. Di samping itu saya juga mempelajari Hardware, baik dari buku-buku majalah maupun internet sehingga setidaknya sampai saat ini saya sudah dapat mendiagnosa penyakit komputer bahkan sampai menggantinya. Namun prinsip yang saya pakai adalah belajar dan belajar dengan tidak pernah menyerah. Hingga saat ini di SMK Negeri 1 Sibolga bersama-sama dengan teman-teman yang lain, sudah menjadi tugas rutin saya untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pada komputer. Kemudian jaringan pada semua komputer juga sudah terpasang hingga ke kantor T.U dan Kepala Sekolah. Yang paling menguntungkan menurut saya, pada tahun 2006 SMK Negeri 1 Sibolga mendapatkan bantuan Peralatan ICT sebesar Rp 175.000.000. Hal ini tidak kami sia-siakan, sehingga sampai saat ini di SMK Negeri 1 Sibolga sudah dapat mengakses Internet 24 jam non stop dengan kecepatan yang lumayan.


Perlu saya informasikan, selama kurun Waktu 1998 s.d. 2006 tidak ada sama sekali pengadaan komputer baik dari Sekolah maupun dari Pemerintah. Namun berkat kerja keras saya dan Ibu Nurmala, kami mampu tetap menyediakan komputer 40 Unit (20 unit satu ruangan) untuk dipergunakan untuk belajar. Namun di sana-sini banyak suara-suara miring yang beranggapan bahwa saya dan teman-teman saya sudah sangat kaya karena mengelola komputer di sekolah saya. Namun ketika Pak Sukarno (Presiden RI yang pertama) pernah berkata, "Jangan kau tanya apa yang telah diberikan Negara kepadamu, tetapi tanyalah dirimu apa yang telah kau berikan kepada negara". Saya sudah berusaha berbuat agar komputer tetap bisa eksis di SMK Negeri 1 Sibolga dan dapat dipergunakan untuk praktek. Sampai saat ini alumni SMK Negeri 1 Sibolga sudah banyak yang bekerja di Instansi Pemerintah maupun Swasta, dan yang menjadi andalan utama adalah pengetahuan Komputer.


Pada saat ini, saya tidak lagi mengajarkan Akuntansi, tetapi sudah total mengajarkan Komputer. Memang pada awalnya sulit, akan tetapi lama-kelamaan malah saya sudah lebih senang dengan komputer, karena perkembangannya yang terus menerus.


Jadilah saya Guru Akuntansi yang akhirnya berkutat di dunia Komputer. Bagi teman-teman yang memiliki latar belakang pendidikan non-komputer, jangan khawatir. Komptuer itu tidak sulit, ibarat sebuah game semakin lama semakin asik walaupun banyak tantangannya.


Horas. Sibolga 9 Juni 2007.

Sign by Danasoft - Myspace Layouts and Signs