Thursday, January 22, 2009

Situs atau Blog Anda kini bisa di terjemahkan ke 34 Bahasa

Sekarang pengguna bahasa Indonesia di seluruh dunia dapat mencari dan membaca isi Internet berbahasa asing dalam bahasa mereka dengan menggunakan layanan Google Terjemahan. Dengan layanan web ini, pengguna bahasa Indonesia dapat menerjemahkan paragraph atau halaman web tertentu dari dan ke Bahasa Indonesia. Mereka juga dapat menggunakan key word (kata kunci) dalam Bahasa Indonesia untuk mencari web yang diterbitkan dalam 34 bahasa dan hasilnya diterjemahkan secara otomatis ke dalam bahasa Indonesia. Selain itu, Google juga menyediakan sebuah alat (gadget) yang dapat digunakan oleh pemilik situs berbahasa Indonesia untuk menterjemahkan secara mudah halaman web mereka ke 34 bahasa lainnya. Silahkan buka di sini
Google terjemahan juga memungkinkan Anda untuk menyumbang dalam upaya membantu meningkatkan hasil terjemahan dari dan ke bahasa Indonesia. Apabila pengguna Internet mendapat sebuah terjemahan yang tidak akurat, fitur ini memungkinkan mereka untuk menyarankan terjemahan yang lebih baik dibandingkan dengan mesin penerjemah.
Untuk langsung menggunakan atau melihat hasilnya silahkan coba di sini

Wednesday, January 14, 2009

PP No 74 Tahun 2008 tentang Guru

Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2008 tentang Guru telah ditanda tangani Presiden RI pada tanggal 1 Desember 2008. Bagi yang ingin mendapatkan PP tersebut, silahkan download di PP74Tahun2008.pdf">sini

7 Hari di Kampung Halaman

Selama 7 hari, mulai tanggal 29 Desember 2008 s.d. 4 Januari 2009 berada di kampung halaman rasanay menyenangkan. Hanya saja seiring dengan berjalannya waktu, seakan tubuh tidak bisa diajak kompromi menahankan dinginnya Sipangan Bolon. Nagori Sipangan Bolon berada 10 Kilo meter dari Ibukota Kecamatan Girsang Sipangan Bolon Parapat, Parapat. Bila kita datang dari Kota Sibolga, kampung ini akan dijumpai lebih dahulu, baru kita kemudian sampai di kota parapat. Seperti kebiasaan orang Batak pada umumnya, kami sekeluarga tidak ketinggalan untuk Mudik. Pulang kampung dengan kendaraan pribadi rasanya akan lebih afdol, namun apa mau dikata kocek belum memungkinkan untuk itu. Maka dengan sedikit terpaksa, saya dan keluarga harus pulkam dengan menggunakan angkutan umum yang sering disebut dengan taksi kalau di Sibolga. Simpati, begitulah nama kendaraan yang kami tumpangi. Saya, Istri saya Dewi, Anak saya Sonia dan Tessalonika mengambil 3 tempat duduk. Kami berangkat dari Sibolga pukul 10.30 pagi dan sampai di Sipangan Bolon pukul 15.30. Karena memang sudah direncan, Ibu yang saya panggil "Inong" sudah terlebih dahulu pulang kampung untuk mempersiapkan segala sesuatunya, termasuk membersihkan rumah, karena anak-anaknya akan datang dari perantauan. Akhirnya tanggal 29 kakak saya tertua sudah sampai dengan suami dan dua anaknya, kemudian saya dan keluarga saya. Tanggal 30 adik saya terkecil menyusul berikut suami dan tiga anaknya. Memang sudah jauh-jauh hari ini direncanakan, tapi dari 4 anak orang tua saya, hanya tiga keluarga yang dapat hadir. Ini disebabkan Abang saya tertua yang ada di Palembang tidak bisa hadir karena sakit dan harus opname di RS Caritas Palembang. Di mana kemudian disusul oleh dua anaknya yaitu Lorensius Mulia Sinaga dan Sasa Sinaga. Namun syukurlah, pada tanggal 13 kemarin semuanya sudah pulih dan sudah pulang dari Rumah Sakit.
Selama berada di kampung, hanya cerita, makan, tidur yang dapat kami kerjakan. Kalau saya ingat jaman sekloah dulu, akhir tahun adalah waktu yang sangat kritis karena harus menanam padi di sawah. Namun, syukurlah hal ini tidak berlangsung lagi, karena semua anak-anak Bapak dan Ibuku tidak ada yang menjadi petani, setidaknya sudah tinggal di kota dan menjalani hidup dengan cara yang sedikit lebih mudah.
Pada malam tanggal 31 Januari 2008, seperti biasanya kami bersama-sama pergi ke Gereja untuk mengikuti kebaktian syukuran akhir tahun. Kemudian tepat pukul 12.00 kami semua melaksanakan doa syukuran perpisahan tahun. Tahun ini terasa istimewa, karena kami dapat berkumpul dengan jumlah yang relatif lebih lama. Di mana pada acara ini juga ikut amang boru Sidabalok dan namboru saya berdua, yaitu adik dari Bapak saya. Setelah kebaktian singkat yang saya pimpin, kemudian dilanjutkan dengan acara maaf-maaftan, yang berakhir sampai pukul 04.00 dinihari. Kemudian bercerita-cerita lagi, dan akhirnya tertidur pukul 05.00 wib.
Beberapa orang di antara kami ada yang belum pernah ke Danau Toba. Pukul 15.00 Wib, kami berangkat ke Parapat di mana saat itu pengunjung sangat membludak, akibatnya kami harus berjalan kaki mulai dari Gerbang menuju Pantai. Acara ke pantai ditimpali dengan hujan yang lumayan deras yang tentu mengganggu perjalanan picnic ini. Setelah pukul 19.00 hujan baru reda, kami kembali jalan kaki sampai gerbang Parapat supaya kami kembali mendapatkan Kendaraan Pulang ke Sipangan Bolon. Pada acara jalan kaki ini, namboru saya dan Erna, beberapa kali harus menahan rasa sakit karena terperosok dan terpeleset di jalan. Tapi, namun demikian setelah pukul 21.00 Wib akhirnya sampai juga di rumah.
Tanggal 2 Januari 2008 adik saya terkecil melaksanakan acara "paebathon pahompu" kepada neneknya, yaitu ibu saya. Sekalian mereka juga "papupushon" anak-anak mereka kepada tulangnya. Dalam kesempatan ini, saya mewakili tulangnya untuk mendoakan keponakan-keponakan saya, semoga selalu disertai Tuhan. Pada acara ini kerabat-kerabat yang ada di kampung menghadiri acara ini, dan sebahagian dari mereka turut memberikan "ulos"/"parompa" kepada keponakan-keponakan saya.
Tanggal 3, sebagian besar dari kami berencana akan pulang ke Medan. Akan tetapi karena ada longsor di Sibaganding, maka acara pulang ditunda menjadi Minggu tanggal 4 Januari. Kami secara bertahap pulang tanggal 4 Januari 2008, dan yang terakhir saya dan keluarga saya berangkat dari kampung menuju Sibolga, pukul 16.30. Selama perjalanan, rasanya sangat berat karena saya sedang demam. Begitu juga anak saya yang terkecil "Tessalonika", sangat menderita karena selalu muntah-muntah. Ini adalah perjalanan yang sangat berat menurut saya, karena kami menumpang kendaraan Saudara yang bersama-sama mudik. Kebetulan mereka ke Samosir. Beberapa hal yang menyebabkan perjalanan ini terberat, satu. Jalan yang kami lalui, sangat buruk. dua. Kondisi kesehatan saya yang tidak baik. tiga. Kondisi kendaraan yang saya tumpangi sudah sangat memprihatinkan. di samping sangat berisik, juga sudah mati per. akhirnya kami sampai juga di Sibolga pukul 20.30 malam. Rasanya baru keluar dari neraka. Saya menanggung akibat yang cukup lumayan, karena hari kerja yang dimulai tanggal 5 Januari, tidak dapat saya ikuti karena harus berobat ke tukang kusuk dan ke dokter. Setelah tanggal 10 barulah saya mulai bekerja seperti biasanya. Wah....pulang kampung yang menyenangkan, sekaligus yang melelahkan.

Sign by Danasoft - Myspace Layouts and Signs